Mimpi di balik kebaya adalah alasannya,
Langit luas di luar rumah terlalu biru untuk kebayanya,
Tapi tak menyempitkan langkah untuk berlari,
Mengejar matahari yang bergerak cepat senja itu,
Tembok rumah yang kokoh
Tak menghalangi pandangan pada mimpi-mimpi sebelumnya,
Mimpi untuk setiap jahitan kebayanya,
Ketika di dapur, ketika di meja makan, ketika di tempat tidur
Memang malam menggantikan senja,
Saat itu dia menyulam mimpi,
Dengan doa-doa yang basah
Hingga esok pagi terbitlah terang
Dan ketika pagi dihadiahkan Pencipta untuknya
Dia dengan kebayanya
Bukan lagi bermimpi
Apik langkahnya dengan kebaya,
Menjadikannya wanita anggun yang hebat,
Decak kagum untuknya,
Bukan karena hebat mimpinya, atau hanya karena kebayanya
Tapi karena Mimpi yang dicapai bersama kebayanya.
**
Teruslah menggapai impian
Dan tetaplah menjadi wanita yang layak dikagumi
No comments:
Post a Comment