Pages

2013/02/13

Sang Madam

(Dari Kisah Seorang Wanita)

Kali ini tentang wanita lain.

Saya tidak tahu banyak tentang latar belakang keluarganya atau kehidupannya sebelum saya mengenalnya. Yang saya tahu, saat saya mengenalnya dia adalah seorang wanita tua berusia di atas 55 tahun. Dia dosen kami,seorang pendidik yang dikenal killer dan menakutkan buat sebagian besar mahasiswa. Di usianya yang sudah senja, dia masih single.

Dia pasti orang pintar, itu yang ada dalam pikiran saya sampai saat ini. Berhasil meraih gelar Profesor di Jerman, itu kebanggaan buatnya. Dengan meneliti ovarium lebah, ia menambahkan nama pemberian orang tuanya menjadi Prof. Dr. rer. nat, hmm..nama yang bergengsi. Nama itu juga yang menempatkannya pada posisi anggota senat di universitas.

Dengan memegang mata kuliah bergengsi seperti Fisiologi Hewan, Biokimia, Endokrinologi, Bioteknologi, keunggulannya menjadi tersohor terutama bagi mahasiswa-mahasiswi baru, yah seperti saya dulu.

Saya sempat terobsesi dengan beliau, wanita yang luar biasa, begitu batin saya berkata. Tapi akhirnya saya tahu, dia tidak sebahagia yang saya bayangkan. Di masa tua dan penyakit mulai menjadi teman, dia harus tinggal seorang diri. Yang saya dengar, saudara-saudaranya tinggal di luar kota. Dia punya seorang anak angkat, tapi sayang perhatian yang diberikan untuk ibu angkatnya itu tidak setimpal dengan tanggung jawab materi yang diberikan Sang Madam untuknya. Begitu yang saya dengar.

Sempat saya mendengar tentang rumor masa lalunya. Dia primadona di universitas yang sama dengan saya. Cantik dan pintar, siapa laki-laki yang tidak tertarik dengannya, seharusnya begitu. Tapi, mungkin kelebihan itu yang menjatuhkannya pada kesombongan, hehe seperti sinetron. Entah bagaimana persis alur cerita cintanya, dia patah hati pada seorang pria sampai akhirnya memilih untuk menutup pintu hati. Itulah sebabnya sampai saat ini, dia tidak mendampingi siapa-siapa.

Ternyata keadaan seperti itu, mempengaruhi kehidupannya. Dia menjadi orang yang tertutup dan terkesan mempertahankan predikat emas masa lalunya, itu yang tampak dari luar. Iya lebih memilih menghabiskan waktu di labor seorang diri, dari pada bercengkrama dengan sesama dosen, apalagi dengan kami mahasiswa. Ia begitu asing bagi kami.

Tapi ternyata, dibalik semua itu, beliau tetap seorang wanita lemah yang butuh perlindungan, seorang ibu tua yang butuh perhatian, seorang teman yang juga rindu sapaan hangat sekalipun dia terkadang sering bersembunyi di balik topeng kemegahannya. Saya menyadarinya setelah sering menemuinya di labor dulu.

Ternyata dia senang dengan kado, paling senang lagi jika kami duduk di dekatnya dan mendengarkan cerita pada masa emasnya dulu. Hmm...dia butuh teman dan perhatian. Sempat heran, tumben beliau mau bercerita begitu terbuka kepada kami, ternyata dia sama dengan kami, juga butuh teman. Sayangnya, dia sudah terlanjur membuat tembok pemisah dari dirinya, sehingga orang lain enggan menghampirinya, takut tidak sampai atau tidak diterima.

Kami tertawa geli, ketika kembali menceritakan kisahnya dengan teman. Ooo...ternyata begitu ya...ooo...gak nyangka ya..

Palajaran hidup saya dapatkan dari kisah ini. Sehebat apapun kita, setinggi apapun kita, kita tidak akan pernah hidup tanpa orang lain. Dari merekalah kita dapat kebahagian dan kepuasan hidup, lewat saling berbagi, saling mendukung, saling mengasihi.

Tetap pertahankan mereka yang sudah ada dalam hidupmu, karena kehilangan satu dari mereka mungkin saja akan menghilangkan satu kebahagiaanmu.

1 comment:

  1. How To Make Money On Sports Betting
    Online sports betting งานออนไลน์ is available for a whole host herzamanindir.com/ of https://deccasino.com/review/merit-casino/ US and European sports betting markets. Some US states, kadangpintar like Louisiana and New Jersey, allow

    ReplyDelete